Kurma di Tanah Suci: Antara Tradisi, Ekonomi, dan Cinta dalam Setiap Gigitan

Aksara Jingga
0
Kurma di Tanah Suci: Antara Tradisi, Ekonomi, dan Cinta dalam Setiap Gigitan - Area Jelajah
Kurma di Tanah Suci: Antara Tradisi, Ekonomi, dan Cinta dalam Setiap Gigitan

Kurma di Tanah Suci: Antara Tradisi, Ekonomi, dan Cinta dalam Setiap Gigitan

"Sore itu, seorang ibu paruh baya menawari saya sebutir kurma Ajwa di pelataran Masjid Nabawi. 'Ini oleh-oleh dari Madinah,' katanya. Saya menggigitnya pelan, dan entah kenapa, air mata saya jatuh."

Kurma bukan sekadar buah. Di tanah suci, kurma adalah simbol. Ia hadir di meja buka puasa, dalam tas jamaah haji, dan bahkan dalam cerita cinta Nabi Muhammad ï·º kepada Madinah. Tapi di balik manisnya rasa kurma, tersimpan makna yang jauh lebih dalam.

Ajwa, Sang Kurma Nabi

Kurma Ajwa dikenal sebagai kurma favorit Nabi Muhammad ï·º. Warnanya hitam keunguan, teksturnya lembut, dan rasanya manis dengan sedikit rasa smoky. Di pasar-pasar Madinah, Ajwa menjadi primadona.

Banyak jamaah Indonesia membeli Ajwa sebagai oleh-oleh, karena dipercaya punya keutamaan spiritual. Dalam sebuah hadits, Nabi bersabda: “Siapa yang makan tujuh butir Ajwa di pagi hari, maka ia akan terlindung dari sihir dan racun.”

Tradisi Ribuan Tahun

Kurma telah dibudidayakan di Jazirah Arab sejak ribuan tahun lalu. Pohon kurma tumbuh subur di tengah gurun, dan menjadi sumber energi utama bagi penduduk lokal. Dulu, suku-suku Arab menggantungkan hidup pada buah ini saat perjalanan jauh dan musim paceklik.

Hingga kini, proses panen kurma masih dilakukan secara tradisional. Di beberapa daerah, kamu bisa menyaksikan sendiri para petani memanjat pohon setinggi 10 meter hanya untuk mengambil buah terbaik.

Pusat Ekonomi Lokal

Kurma bukan hanya budaya, tapi juga sumber ekonomi besar di Arab Saudi. Negara ini adalah salah satu produsen kurma terbesar dunia. Ratusan jenis kurma dijual di pasar lokal: Sukari, Safawi, Mabroom, hingga Khudri.

Di Madinah, ada pasar khusus kurma yang selalu ramai, terutama menjelang musim haji dan Ramadan. Banyak warga Indonesia berbondong-bondong memborong kurma di sini, baik untuk konsumsi pribadi maupun dijual kembali di tanah air.

Sisi Romantis dan Spiritual

Kurma juga sering menjadi simbol kasih sayang. Di banyak budaya Arab, menyuguhkan kurma kepada tamu adalah bentuk penghormatan. Bahkan dalam pernikahan, kurma kerap hadir sebagai hidangan pembuka penuh doa dan harapan.

Tak heran jika buah ini disebut dalam Al-Qur’an lebih dari 20 kali. Kurma menjadi saksi berbagai peristiwa—dari kisah Nabi Maryam hingga buka puasa Rasulullah ï·º di tengah sahabat-sahabatnya.

Penutup

Di Tanah Suci, kurma bukan hanya tentang rasa. Ia tentang kenangan, spiritualitas, dan cinta yang menyatu dalam tradisi. Setiap gigitannya membawa kita lebih dekat dengan sejarah, budaya, dan kemanusiaan.

"Kurma mungkin kecil, tapi ia menyimpan kisah besar. Dan dalam tiap manisnya, ada jejak cinta dari tanah suci."

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!